Selasa, 08 Juni 2010

Hakekat Perkembangan Individu
HAKEKAT PERKEMBANGAN (Sebuah Catatan Ringkas)
Oleh: Sri Hendrawati
Ditulis pada tahun 2007

Pengertian Perkembangan

1. Perkembangan adalah suatu proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progressif dan berkesinambungan. (Yusuf, Syamsu,2007;83)
2. Perkembangan sesuai dengan prinsip orthogenetis, yaitu perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai kepada keadaan diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. (Werner,1957)
3. Spiker (1966) mengemukakan dua macam pengertian perkembangan, yaitu : (1) Ortogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru dan seterusnya sampai dewasa, dan (2) Filogenik, yakni perkembangan dari asal usul manusia sampai sekarang.
4. Perkembangan merupakan pengertian dimana terdapat struktur yang terorganisasikan dan mempunyai fungsi-fungsi tertentu, oleh karena itu bilamana terjadi perubahan struktur baik dalam organisasi maupun dalam bentuk, akan mengakibatkan perubahan fungsi. (Nagel,1957)
5. Perkembangan adalah perubahan-perubahan progresif dalam organisasi organisme, dan organisme ini dilihat sebagai system fungsional dan adaptif sepanjang hidupnya. Perubahan ini meliputi dua factor yaitu kematangan dan pengalaman. (Schneirla,1957)
6. Perkembangan dapat dilukiskan sebagai suatu proses yang kekal dan tetap yang menuju kea rah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan proses pertumbuhan, kematangan dan belajar.(Monks,1984;2)


Metode dalam Psikologi Perkembangan

1. Studi Longitudinal
2. Metode Cross Sectional
3. Studi Psikoanalitik
4. Metode Sosiologik
5. Studi Kasus


Teori Perkembangan
Ada tiga teori atau pendekatan tentang perkembangan individu, yaitu ;
a.pendekatan pentahapan (stage approach),
b.pendekatan diferensial (differential approach) dan
c.pendekatan ipsatif ( ipsative approach).

Ciri-ciri Perkembangan
1.Terjadinya perubahan ukuran
2.Terjadinya perubahan proporsi
3.Lenyapnya tanda-tanda lama
4.Munculnya tanda-tanda baru

Prinsip-Prinsip Perkembangan
a.Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending proses)
b.Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi.
c.Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu.
Pola perkembangan menurut Yelon dan Weinstein (1977) :

* Cephalocaudal dan Proximodistal
* Struktur mendahului fungsi
* Perkembangan itu berdiferensiasi
* Perkembangan berlangsung dari konkrit ke abstrak
* Perkembangan berlangsung dari egosentrisme ke perpsektivisme
* -Perkembangan berlangsung dari out control ke inner control

d.Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.
e.Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.
f.Setiap individu yang normal akan mengalami tahap atau fase perkembangan.

Tujuan dan Hakekat Perkembangan
Tujuan perkembangan manusia adalah self realization atau aktualisasi diri.
Hakekat perkembangan individu adalah perubahan menuju kedewasaan.

Hubungan Proses Perkembangan Individu dengan Pendidikan

* Kematangan dan belajar memainkan peranan yang sangat penting dalam proses perkembangan individu.
* Dalam bukunya, Elizabeth B.Hurlock mengemukakan tiga fakta penting yang mengungkapkan keterkaitan antara belajar dan kematangan yang memiliki peranan penting terhadap proses perkembangan individu sebagai berikut :

1. setiap individu memiliki perbedaan dalam kepribadian, sikabp-sikap dan pola perilaku yang dipengaruhi oleh kematangan dan kemampuan dirinya untuk belajar.
2. kematangan individu memberikan batasan akan pencapaian hasil belajar sekalipun hal itu dilakukan dengan metode yang paling disukai dan didorong oleh motivasi yang berasal dari dalam dirinya. Kegagalan dapat pula disebabkan oleh factor genetis yang dimiliki individu tersebut, yang mengakibatkan sulitnya mengembangkan potensi yang dimilikinya..
3. belajar dan pelatihan erat kaitannya dengan jadual yang terencana yang menunjukkan kesiapan individu untuk melakukan kegiatan belajar, kapan belajar itu dilakukan dan harus dilakukan. Harris dalam Hurlock, menekankan pentingnya memperoleh kegiatan belajar bila individu itu sudah siap. “Mungkin orang yang terlambat untuk melakukan pelatihannya tidak akan merealisasikan segala kemampuannya”.

* Menurut Dewey, “Experience is the only basis for knowledge and wisdom” (Dewey, 1964,hlm.101). Pengalaman itu mencakup segala aspek kegiatan manusia, baik yang berbentuk aktif maupun yang pasif. Mengetahui tanpa mengalami adalah omong kosong.
* Pendidikan merupakan reorganisasi dan rekonstruksi yang konstan dari pengalaman. Pada setiap saat ada tujuan, perbuatan pendidikan selalu ditujukan untuk mencapai tujuan. Pada setiap fase perkembangan kehidupan individu, mulai dari masa kanak-kanak, masa pemuda, dan dewasa, dapat dikatakan sebagai fase pendidikan. Semua yang dipelajari pada fase-fase tersebut mempunyai arti sebagai pengalaman. Pendidikan itu tidak akan pernah berakhir, kecuali kalau seseorang sudah mati.
* Tujuan pendidikan diarahkan untuk mencapai suatu kehidupan yang demokratis. Demokratis bukan dalam arti politik, melainkan sabagai cara hidup bersama sebagai way of life, pengalaman bersama dan komunikasi bersama. Tujuan pendidikan terletak pada proses pendidikan itu sendiri, yakni kemampuan dan keharusan individu meneruskan perkembangannya.
* Untuk mengetahui bagaimanakah proses belajar terjadi pada anak, baiklah kita lihat bagaimana syarat-syarat untuk pertumbuhan.
* Menurut Dewey, pendidikan sama artinya dengan pertumbuhan. Syarat pertumbuhan adalah adanya kebelumdewasaan (immaturity), yang berarti kemampuan untuk berkembang. Immaturity tidak berarti negatif melainkan positif, yaitu kemampuan, kecakapan, dan kekuatan untuk tumbuh. Ini menunjukkan bahwa anak adalah hidup. Ia memiliki semangat untuk berbuat. Pertumbuhan bukanlah sesuatu yang harus kita berikan, melainkan sesuatu yang harus mereka lakukan.
* Ada dua sifat dari immaturity yaitu kebergantungan dan plastisitas. Kebergantungan berarti kemampuan untuk menyatakan hubungan sosial dan ini akan menyebabkan individu itu matang dalam hubungan sosial. Sebagai hasilnya, akan tumbuh interpedensi atau saling kebergantungan antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lain.
* Plastisitas mengandung pengertian kemampuan untuk berubah. Plastisitas juga berarti habitat yaitu kecakapan menggunakan keadaan lingkungan sebagai alat untuk mencapai tujuan, bersifat aktif mengubah lingkungan.
* Kapankah proses belajar itu dimulai dan kapankah berakhir ? Sesuai dengan pandangan John Dewey, bahwa pendidikan itu adalah pertumbuhan itu sendiri, maka pendidikan dimulai sejak lahir dan berakhir pada saat kematian. Demikian pula halnya dengan belajar yang tak pernah lepas dari pendidikan atau dapat dikatakan bahwa belajar identik dengan pendidikan. Pendidikan adalah pengalaman, yaitu suatu proses yang berlangsung terus menerus.
* Belajar dari pengalaman adalah bagaimana menghubungkan pengalaman kita dengan pengalaman masa lalu dan yang akan datang. Belajar dari pengalaman berarti mempergunakan daya fikir reflektif (reflektive thinking), dalam pengalaman kita.
* Pengalaman yang efektif adalah pengalaman yang reflektif. Ada lima langkah berfikir reflektif menurut John Dewey, yaitu :

1. merasakan adanya keraguan, kebingungan yang menimbulkan masalah.
2. mengadakan interpretasi tentative (merumuskan hipotesis)
3. mengadakan penelitian atau pengumpulan data yang cermat
4. memperoleh hasil dari hipotesis tentative
5. hasil pembuktian sebafai sesuatu yang dijadikan dasar untuk berbuat.


Apakah belajar itu ?

* Banyak definisi tentang belajar, namun secara sederhana belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi melalui pengalaman.
* Segala perubahan tingkah laku yang berbentuk kognitif, afektif, maupun psikomotor terjadi karena proses pengalaman dapat dikategorikan sebagai perilaku belajar.

* Perubahan-perubahan perilaku yang terjadi karena instink atau karena kematangan serta pengaruh hal-hal yang bersifat kimiawi tidak termasuk belajar .
* Menurut Gagne (1965) perubahan tersebut berkenaan dengan disposisi atau kapabilitas individu, “learning is change in human disposition or capability, which can be retained, and which is not simply ascribable to the process of growth.”
* -Hilgard dan Bower (1966) menambahkan bahwa perubahan itu terjadi karena individu berinteraksi dengan lingkungannya, sebagai reaksi terhadap situasi yang dihadapinya. Menurut mereka, belajar adalah :
* The process by which an activity originates or is change throught reacting to an encountered situation, provided that the characteristics of the change in activity cannot be explaned on the basis of native response tendencies, maturation, or temporary states of the organism (e.g.fatigue, drug,etc.)
* Menurut Morris L.Bigge dan Maurice P.Hunt (1980) ada tiga rumpun teori belajar, yaitu :

Rumpun teori disiplin mental, berasal dari psikologi daya.

* -Ada beberapa teori yang termasuk rumpun teori disiplin mental, yaitu : disiplin mental theistik, disiplin mental humanistik, naturalisme, dan apersepsi.

Rumpun teori belajar behaviourisme biasa dikenal dengan sebutan S-R (stimulus Respons), Kelompok ini mencakup tiga teori yaitu: S-R Bond, Conditioning, dan Reinforcement.
3.Rumpun cognitive gestalt field. Kelompok ini mencakup teori teori insight, goal insight bersumber dari psikologi configurationlism.

Tugas-tugas Perkembangan

* Tugas-tugas perkembangan atau developmental tasks adalah sikap, pengetahuan, dan keterampilan (perbuatan atau tingkah laku) yang seyogyanyalah dimiliki oleh oleh setiap individu sesuai dengan fase perkembangannya.
* Munculnya tugas perkembangan bersumber kepada empat factor, yaitu : kematangan fisik, kematangan psikis, tuntutan masyarakat secara cultural, dan tuntutan norma agama.


Tugas Perkembangan Anak Usia Dini

* belajar berjalan
* belajar memakan makanan padat
* belajar berbicara
* belajar buang air kecil dan air besar
* belajar mengenal perbedaan jenis kelamin
* mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis
* mengenal konsep-konsep sederhana tentang aspek social dan alam
* belajar berhubungan emosional dengan orangtua, saudara, dan orang lain
* belajar mengenal konsep baik dan buruk, yang berarti mengembangkan kata hati.


Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah

* belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan
* belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan
* belajar bergaul dengan teman sebaya
* belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya
* belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung
* belajar mengembangkan atau memahami konsep-konsep tentang tingkah laku, kehidupan social, dan alam.
* Belajar mengembangkan sikap-sikap social yang positif terhadap orang lain
* Belajar mengembangkan kata hati (tentang baik-buruk, benar-salah)


Tugas Perkembangan Remaja

* mencapai hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya, baik sesama jenis kelamin maupun dengan jenis kelamin yang berbeda.
* Mematangkan diri dalam peranan sosial sebagai laki-laki atau perempuan.
* Menerima keadaan jasmaniahnya sendiri sebagaimana adanya dan memanfaatkannya secara efektif.
* Mencapai kemandirian pribadi, baik terhadap orangtua maupun terhadap orang lain.
* Memilih dan menyiapkan diri untuk pekerjaan tertentu.
* Menyiapkan diri untuk pernikahan dan kehidupan berkeluarga
* Mengembangkan konsep-konsep dan kemampuan intelektual untuk hidup ebagai warga Negara.
* Mencapai jaminan untuk kemandirian dalam bidang ekonomi
* Mengembangkan kemauan dan kemampuan bertingkah laku social secara positif
* Mengembangkan seperangkat system nilai dan etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku.

Implikasi proses perkembangan terhadap pendidikan di sekolah dasar
Upaya yang dapat dilakukan untuk memperlancar proses perkembangan anak-anak SD khususnya di sekolah diantaranya adalah :

1. menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa “betah” bagi anak didik, baik secara sosial, fisik maupun akademis.
2. usaha memahami anak didik secara menyeluruh, baik prestasi belajar, sosial, maupun seluruh aspek pribadinya.
3. menggunakan metode, media, dan sumber belajar yang bervariasi yang daapat menimbulkan gairah dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
4. menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang aktif, kreatif dan menyenangkan
5. sekolah sebagai mini society memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan secara fisik, social dengan aturan dan norma yang jelas dan mudah dipahami
6. mengoptimalkan program pembiasaan di sekolah dalam rangka pembentukan karakter siswa seperti berbahasa yang santun, berlaku sopan, dan lain-lain.
7. sekolah menjalin kerjasama dan hubungan yang baik dengan orangtua, tokoh masyarakat, dewan sekolah atau pihak terkait untuk meningkatkan mutu pendidikan
8. mengembangkan ketauladan dari guru dan kepala sekolah yang baik seperti memberi sikap ramah, optimis, mampu mengontrol diri, tidak mudah terganggu, tindakannya teratur, mempunyai rasa humor,dll.
9. mengoptimalkan peran bimbingan dan konseling
10. menciptakan iklim kerja yang kondusif, penuh kekeluargaan antar sesame guru, kepala sekolah dan seluruh komponen sekolah.


Referensi
Fatimah, Enung, 2006, Psikologi Perkembangan, Bandung : Pustaka Setia
Sunarto,H.dkk, 2002, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta : Pusat Perbukuan Depdikbud & PT Rineka Cipta
Al-Mighwar,M, 2006, Psikologi Remaja, Bandung : Pustaka Setia
Dahar, Ratna Wilis, 1989, Teori-Teori Belajar, Jakarta : Erlangga
Gardner, Howard, (terjemahan Sindoro,A),2003, Kecerdasan Majemuk: Teori dalam Praktek. Batam, PT Interaksara.
Hurlock, Elizabeth B, (terjemahan Istiwadayanti dan Sujarwo), 1990, Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga
Peterson, Candida, 1996, Looking forward through the lifespan : Developmental Psycology, 3rd Edition, Australia, Prentice Hall.
Yusuf LN,Syamsu, 2007, Buku materi Pokok Pedagogik Pendidikan Dasar, Bandung: SPs UPI
Sukmadinata,Nana S, 1997, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar